ANATOMIFISIOLOGI PAYUDARA DAN PROSES LAKTASI. Disusun Oleh : Riska Safiti 17150079. UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA FAKULTAS KESEHATAN D-III KEBIDANAN berjudul "Anatomi Fisiologi Payudara dan Proses Laktasi Menyusui" yang membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan anatomi fisiologi pada payudara ibu menyusui dan proses laktasi Reproduksipada manusia terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu baru diawali dengan bersatunya sel kelamin laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur). Sistem reproduksi manusia dibedakan menjadi alat reproduksi laki-laki dan perempuan. Organ-Organ Sistem Reproduksi pada Manusia 1. FisiologiKulit Pada Manusia. Fisiologi Keseimbangan Pada Manusia. 2. Anatomi payudara. Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan Tetapmelakukan laktasi dengan pompa, bedrest, pemberian cairan yang cukup, antenyeri, antiinflamasi dan antibiotic (enisilin dan Sefalosporin). dan keluarga dari segi fisiologi, emosional, dan social. Pada masa pascapersalinan, hal - hal yang diperlukan oleh seorang ibu adalah sebagai berikut: A. Informasi dan konseling tentang Mampumenjelaskan hubungan struktur payudara dan fisiologi laktasi C. Kompetensi Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mempraktikkan konsep biologi reproduksi dalam praktek kebidanan masyarakat secara komprehensif D. Susunan Bahan Ajar TINJAUAN MATA KULIAH BAB I Anatomi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita BAB II Hormon-hormon yang Berhubungan Airsusu yang diproduksi oleh kelenjar mamari merupakan zat esensial bagi keberlangsungan hidup tikus neonatus. Kelenjar mamari akan dipersiapkan untuk laktasi selama masa gestasi. Kelenjar mamari membentuk struktur dan fungsi kelenjar internal yang penting untuk menghasilkan susu di bawah pengaruh hormon-hormon yang terdapat selama kebuntingan. FiytMdb. Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui anatomi payudara dan bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti proses kerja menyusui yang pada akhirnya dapat menyusui secara eksklusif. Anatomi payudara AreolaAerola adalah daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Pada areola terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar areola. AlveoliAlveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI. Duktus laktiferusDuktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus dari pabrik ASI ke gudang ASI Sinus laktiferus / ampulaSinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI. Jaringan lemak dan penyanggaJaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut susu ibu dan hormon prolaktin Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris disekitar payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel sekretori di alveolus pabrik ASI menghasilkan akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum berikutnya. Sedangkan untuk minum yg sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI sinus laktiferus, makin banyak produksi ASI. Dengan kata lain, makin sering bayi menyusui makin banyak ASI diproduksi. Sebaliknya, makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti menghisap maka payudara akan berhenti menghasilkan ASI. Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan produksi ASI. Hormon prolaktin juga akan menekan ovulasi fungsi indung telur untuk menghasilkan sel telur, sehingga menyusui secara eksklusif akan memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena itu, menyusui pada malam hari penting untuk tujuan menunda susu ibu dan refleks oksitosin Love reflex, Let Down Reflex Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli pabrik ASI dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui sebelum bayi menghisap. Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan. Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri. Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosinBeberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi meningkatkan produksi hormon oksitosin Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap atau tangisan bayiDukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu saat akan disusui atau disendawakan, mengganti popok dan memandikan bayi, bermain, mendendangkan bayi dan membantu pekerjaan rumah tanggaPijat bayiBeberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosinRasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingungRasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk tubuhnya, meniggalkan bayi karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi kebutuhan sakit terutama saat menyusui Keberhasilan menyusui Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan pertama. Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, antara lain Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam pertama inisiasi dini, karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks menghisap sucking reflex sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah bebas dari efek anestesi umum. Proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin bonding ibu dan bayi serta perkembangan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak ada makanan atau cairan lain seperti gula, air, susu formula yang diberikan, karena akan menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan bingung puting, serta meningkatkan risiko infeksiSusui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan melepaskan puting dengan sendirinya. Keterampilan menyusui Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat. Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu perlekatan/ attachment. Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur terlentang, atau posisi tidur miring. Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher. Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi bukan kepala bayi. Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi. Posisi tubuh yang baik dapat dilihat sebagai berikutPosisi muka bayi menghadap ke payudara chin to breastPerut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu chest to chestSeluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi membentuk garis lurus dengan lengan bayi dan leher bayi Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baikAda kontak mata antara ibu dengan bayiPegang belakang bahu jangan kepala bayiKepala terletak dilengan bukan didaerah sikuPosisi menyusui yang tidak benar dapat dilihat sebagai berikut Leher bayi terputar dan cenderung kedepanBadan bayi menjauh badan ibuBadan bayi tidak menghadap ke badan ibuHanya leher dan kepala tersanggahTidak ada kontak mata antara ibu dan bayiC-hold tetap dipertahankan Bagaimana sebaiknya bayi menghisap pada payudara ? Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak payudara kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus menarik keluar atau memeras jaringan payudara sehingga membentuk puting buatan/ DOT yang bentuknya lebih panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk sepertiga dari puting buatan/ DOT. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan cara inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan. Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baikDagu menyentuh payudaraMulut terbuka lebarBibir bawah terputar keluarLebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawahTidak menimbulkan rasa sakit pada puting susuJika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering. Tanda perlekatan ibu dan bayi yang tidak baik Dagu tidak menempel pada payudaraMulut bayi tidak terbuka lebar- Bibir mencucu/ monyongBibir bawah terlipat kedalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidahLebih banyak areola bagian bawah yang terlihatTerasa sakit pada putingPerlekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusuiBayi datang dari arah bawah payudaraHidung bayi berhadapan dengan puting susuDagu bayi merupakan bagian pertama yang melekat pada payudara titik pertemuanPuting diarahkan ke atas ke langit-langit bayiTelusuri langit-langit bayi dengan putting sampai didaerah yang tidak ada tulangnya, diantara uvula tekak dengan pangkal lidah yang lembutPutting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian dot panjang yang terbentuk dari jaringan payudaraCara bayi mengeluarkan ASIBayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman melalui sedotanBayi mengisap untuk membentuk dot dari jaringan payudaraBayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI ke langit-langit sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulutGerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan dot buatan ke atas langit-langitPerahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi mudah memeras ASIBerapa lama sebaiknya bayi menyusu ? Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama lebih dari 30 menit atau sangat cepat kurang dari 5 menit mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah kurang dari 2500 gram, proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI. Berapa sering bayi menyusu dalam sehari ? Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan pada malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya. Bagaimana menilai kecukupan ASI?Asi akan cukup bila posisi dan perlekatan benarBila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang tidak pekat dan bau tidak menyengatBerat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir pada usia 2 mingguBayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari payudara ibuKesimpulan Sejak awal kelahiran, bayi hanya diberikan ASI dan selanjutnya disusui sesering mungkin tanpa dibatasi. Bayi dapat mengukur sendiri kemampuan dan kebutuhan cairan yang diperlukan. Kita hanya perlu meluangkan waktu dan memberi kesempatan padanya untuk mendapat yang terbaik yang ia butuhkan. Sumber Buku Bedah ASI IDAIPenulis Utami Roesli dan Elizabeth Yohmi Silahkan bagikan artikel ini jika menurut anda bermanfaat bagi oranglain. Perubahan anatomi payudara pada ibu hamil trimester 1 2 3 Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta diantaranya somatomammotropin menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol 0% found this document useful 0 votes100 views20 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPT, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes100 views20 pagesStruktur Payudara Dan Fisiologi LaktasiJump to Page You are on page 1of 20 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Fisiologi Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akan mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi hormon prolaktin memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI dan disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W., 2005. Payudara dibangun dan terdiri dari beberapa hormon, antara lain Hormon Estrogen + deposit lemak Merangsang pertumbuhan kelenjar mammaria payudara untuk memberikan massadan ini akan meningkat selama keadaaan estrogen tinggi pada kehamilan. Hormon Progesteron Perkembangan akhir payudara menjadi organ yang menyekresi air susu jugamemerlukan progesteron. Dan ini akan secara sinergistik dengan estrogen. Hormon pertumbuhan, Prolaktin, Insulin dan Glukokortikoid adrenal Berfungsi memperlancar pembentukkan ASI Produksi ASI - > Hormon Prolaktin, dan Pengeluaran ASI - > Hormon Oksitoksin. 0% found this document useful 0 votes929 views13 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes929 views13 pagesStruktur Payudara Dan LaktasiJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

struktur payudara dan fisiologi laktasi